Naruto Uzumaki Shoulder Pump

Rabu, 25 April 2018

Softskill 2




MENGANALISIS TENTANG PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA



 



Disusun Oleh :
Nama                   : Nadia Damayanti
NPM /Kelas         : 26217653 / 1EB18
Mata Kuliah        : Perekonomian Indonesia# (Softskill)
Dosen                  : Joko Utomo, S.E., MMSI





UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2017/2018

 Menganalisis Tentang Pertumbuhan Dan Pemerataan Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sedang mengalami kenaikan yang cukup baik, dengan pertumbuhan diatas 5 persen setiap kuartal. Saat ini pemerintah berupaya untuk melakukan reformasi struktural untuk mendongkrak kinerja ekonomi. Sekaligus memungkinkan ruang fiskal untuk memulai dan merampungkan rencana proyek besar infrastruktur di berbagai penjuru Tanah Air. Disamping itu, Pertumbuhan perekonomian Indonesia masih lambat akibat dari berbagai permasalahan yang dihadapi sekarang ini. Seperti pengangguran, kemiskinan, dan berakibat pada kesenjangan sosial.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2017 hanya 5,07 persen dari target 5,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017. Perekonomian Indonesia 2017 ini diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta atau US$3.876,8. Ekonomi Indonesia tahun 2017 yang tumbuh 5,07 persen ini lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5,03 persen.
Kemiskinan dan pengangguran merupakan permasalahan yang melekat di Indonesia. Masalah tersebut harus segera diatasi, karena jika tidak diatasi akan berdampak pada meningkatnya kriminalitas. Pemerataan pembangunan yang sedang dalam proses pun harus dilaksanakan dengan baik. Jika pemerataan tidak menyeluruh maka akan timbul masalah baru yaitu kesenjangan sosial. Di lingkungan masyarakat kesenjangan sangat terlihat, misalnya banyak pembangunan gedung-gedung tinggi yang dibangun ditengah pemukiman kumuh. Kemudian pemerintah belum melakukan pembangunan secara merata, hanya focus kepada satu atau beberapa daerah saja. Banyak daerah yang belum dibangun dengan baik. Masalah-masalah yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia harus segera diatasi.

B.     Rumusan Masalah

  1. Apa saja dampak pertumbuhan ekonomi?
  2.  Jika dilihat dari data statistik, bagaimana perkembangan pengangguran, kemiskinan, dan pendapatan per kapita di Indonesia?
  3. Apa saja permasalahan yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah Indonesia, khususnya dibidang ekonomi?


C.     Tujuan
Tujuan saya membuat makalah yang berjudul “Menganalisis Tentang Pertumbuhan Dan Pemerataan Pembangunan Ekonomi Di Indonesia” adalah untuk mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menganalisis sudah terealisasi atau tidak pemerataan pembangunan di Indonesia.




BAB II
ISI
            Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses bertambahnya kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk bertambahnya pendapatan nasional suatu negara tersebut. Sedangkan Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan bertambahnya pendapatan perkapita dan pendapatan total suatu penduduk dalam masyarakat dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan adanya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan masyarakatnya, yaitu perubahan baik segi teknologi, kelembagaan maupun pola pikir masyarakatnya. Pembangunan ekonomi akan mendorong dalam tumbuhnya ekonomi suatu negara. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2017 hanya 5,07 persen dari target 5,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017. Perekonomian Indonesia 2017 ini diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta atau US$3.876,8. Ekonomi Indonesia tahun 2017 yang tumbuh 5,07 persen ini lebih tinggi dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Namun, masih banyak permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi, antara lain :
1.      Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kemiskinan, karena dengan adanya pertumbuhan ekonomi berarti terdapat peningkatan produksi sehingga menambah lapangan pekerjaan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat angka kemiskinan yaitu Data BPS per September 2016 lalu, terdapat 27,76 juta penduduk miskin. Sedangkan pada September 2017, jumlah penduduk miskin turun jadi 26,58 juta atau berkurang 1,18 juta jiwa dalam setahun.
Menurut data tersebut Indonesia mengalami penurunan angka tingkat kemiskinan. Faktor yang mendorong terjadinya penurunan angka tingkat kemiskinan September 2017 di antaranya inflasi 2017 yang tetap terjaga, meningkatnya upah riil buruh tani dalam 6 bulan terakhir, serta integrasi program-program kemiskinan seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Jakarta pintar, dan sebagainya.

2.      Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Masalah pengangguran sangat sulit untuk diatasi, sektor-sektor perekonomian di Indonesia yang seharusnya mampu menyerap banyak tenaga kerja, seperti sektor industri manufaktur, perdagangan, dan juga pertanian, justru belum mampu mengurangi pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia meningkat menjadi 5,50 persen per Agustus 2017 dari yang sebelumnya 5,33 persen pada Februari tahun ini. Tingkat pengangguran didominasi oleh penduduk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran dari lulusan SMK per Agustus 2017 meningkat menjadi 11,41 persen dari yang sebelumnya 11,11 persen di bulan yang sama pada tahun lalu. Perlu ada pembenahan dari bidang pendidikan.


            Saat ini pemerintah Indonesia dalam proses pembanguna infrastruktur, pembangunan ekonomi dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pemerataan pembangunan. Namun, pada kenyataannya kesenjangan ekonomi masih menjadi permasalahan yang besar. Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat kelas atas cenderung lebih menikmati hasil pembangunan dari pemerintah dibandingkan masyarakat kelas bawah. Sehingga kemiskinan dan pengangguran sulit untuk diselesaikan.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup baik dilihat dari menurunnya tingkat anga kemiskinan dan pemerintah saat ini sedang dalam proses pemerataan pembangunan. Disamping itu, tingkat pengangguran masih sulit diatasi. Hal ini dikarenekan kurangnya sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas. Pertumbuhana ekonomi tergantung dengan pendapatan perkapita dan pendapatan penduduknya. Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada negara itu sendiri. Kemudian, jika pemeretaan pembangunan tidak dilakukan secara merata akan menimbulkan kesenjangan. Banyak masyarakat bawah yang seharusnya menikmati juga hasil pemerataan tersebut, tidak terealisasi karena masyarakat atas cenderung lebih berkuasa.

B.     Saran
Untuk itu, pemerintah harus lebih hati-hati dalam melaksanakan program dengan matang, agar seluruh masyarakat dapat menikmati hasil pemerataan pembangunan tersebut. Sehingga tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Penyelenggara pendidikan dan juga industri menjalin komunikasi untuk mempersiapkan lulusan yang mampu memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan oleh sektor industri. Jika sumber daya manusianya berkualitas, pengangguran dan kemiskinan dapat teratasi dengan mudah.



BAB IV
REFERENSI