MENGULAS SECARA DETAIL PENYEBAB 7 ELEVEN TUTUP
Disusun Oleh :
Nama : NADIA DAMAYANTI
NPM : 26217653
Kelas : 1EB18
Tulisan 2
Pengantar Bisnis #
Dosen : S Tiwi Anggraeni
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan. K.H Noer Ali,
Kalimalang, Bekasi
BAB I
PENDAHULUAN
PT Modern
Internasional Tbk (MDRN) melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia
memutuskan untuk menutup kegiatan usahanya gerai 7-Eleven (Sevel) per 30 Juni
2017. 7-Eleven tutup setelah menjadi salah satu tempat nongkrong favorit anak
muda Jakarta. Tutupnya 7-Eleven sendiri disebabkan oleh beberapa faktor
tertentu.
Menurut Levita Supit selaku Ketua Waralaba dan
Lisensi Indonesia (WALI), sejak pertama kali membuka gerai pada 2009, 7-Eleven
menarik minat masyarakat. Serta 7-Eleven memiliki daya tarik tersendiri, hal
ini karena 7 Eleven merupakan minimarket yang dilengkapi tempat untuk bersantai
dan berkumpul bagi anak muda dan konsumen lainnya.
Namun, salah
satu penyebab 7 Eleven tutup atau bangkurt karena konsumen lebih banyak
menghabiskan waktu untuk nongkrong dibandingkan berbelanja. Hal ini sangat
merugikan bagi 7 Eleven, mungkin dari luar toko terlihat ramai pelanggan. Pada
kenyataannya pelanggan yang ramai tersebut tidak berbelanja, hanya nongkrong
saja di tempat fasilitas yang telah disediakan oleh 7 Eleven. Sehingga 7 Eleven
tidak bisa mencapai target yang berakibat pada penutupan seluruh gerai 7
Eleven.
Masih banyak
penyebab kebangkrutan atau penutupan gerai 7 Eleven, untuk itu penulis akan
membahas secara detail kenapa hal tersebut bisa terjadi dan apakah tidak ada
solusi yang lebih baik untuk 7 Eleven.
BAB II
ISI
Pada 30 Juni
2017, 7 Eleven resmi menutup seluruh gerai yang ada di Indonesia. Hal tersebut
menghebohkan masyarakat, karena menurut penilaian masyarakat. 7 Eleven terlihat
sukses, karena banyak konsumen yang bersantai dan kalangan anak muda yang
nongkrong bersama teman-temannya. Namun, dibalik keramaian yang ada para
konsumen hanya bersantai saja tanpa berbelanja. Mereka hanya membeli minuman
dan makanan yang terbilang cukup murah. Hal ini sangat merugikan pihak 7 Eleven
selaku penyedia fasilitas. Kerugian yang dialami 7 Eleven adalah sebesar Rp
447,9 miliar di kuartal 1 pada tahun 2017.
Kerugian
bersumber dari salahnya strategi pemasaran dan target sasaran dari 7-Eleven.
Berikut ini adalah penjelasan secara detail mengenai penyebab bangkrutnya 7
Eleven, sebagai berikut :
1.
Kesalahan dalam
menerapkan strategi bisnis
7 Eleven merupakan
minimarket yang menyediakan fasilitas tempat bersantai untuk konsumen yang
datang. Hal tersebut bertujuan untuk menarik perhatian dan minat para konsumen
terutama konsumen kalangan anak muda. Bukannya meraup keuntungan, 7 Eleven
mendapat kerugian. Karena 7 Eleven memang ramai pelanggan, tetapi para
pelanggan tersebut tidak berbelanja melainkan hanya menikmati fasilitas yang
ada di 7 Eleven yang terbilang memakan waktu cukup lama. Sehingga pemasukan
tidak sebanding dengan pengeluaran untuk memperoleh keuntungan.
2.
Banyak pesaing
yang mengikuti strategi 7 Eleven
Banyak sekali
kompetitor yang mengikuti strategi 7 Eleven yaitu menyediakan tempat untuk
nongkrong ataupun bersantai. Sebut saja Indomaret dan Lawson. Sebab itu, pasar
yang mulanya dikuasai 7-Eleven menjadi terbagi. Tentu saja sebagian pelanggan
meninggalkan 7 Eleven, dan lebih memilih nongkrong ditemapat lain.
3.
Berlawanan
dengan aturan pemerintah.
7 Eleven tidak terlalu
jelas terkait dengan izin usaha, apakah sebagai minimarket atau restoran. Tampilan
fisik dan dagangan 7-Eleven memang berciri minimarket. Namun, untuk dapat buka
24 jam, mereka harus menggunakan izin restoran. Manajemen pun kemudian
menambahkan makanan cepat saji, lengkap dengan meja dan kursi untuk
menikmatinya.
4.
Larangan menjual
minuman beralkohol
7 Eleven pernah menjual
minuman beralkohol untuk konsumen yang berusia diatas 21 tahun. Pada saat itu,
Penjualan minuman beralkohol meningkatkan keuntungan 7 Eleven. Namun,
pemerintah melarang penjualan minuman beralkohol tersebut. Hal ini tercantum
pada Peraturan menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang
Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan
Minuman Beralkohol. Saat minuman beralkohol dilarang, penjualan menjadi semakin
berkurang. Kemudian orang-orang yang membeli snack seperti kacang-kacangan
menurun.
5.
Mengalami
kerugian yang cukup parah
Dengan adanya kerugian langsung
memukul kinerja Modern. Pada akhir 2015, meski masih mampu mencetak penjualan
Rp 1,23 triliun, perusahaan untuk pertama kalinya setelah bersalin nama tahun
2007 menderita rugi bersih Rp 54,77 miliar. Hal tersebut berlanjut di tahun
berikutnya. Pada 2016, kerugian perusahaan makin membengkak menjadi Rp 638,72
miliar. Tanda-tanda kemerosotan 7-Eleven makin nyata. Pengunjungnya terus
berkurang hingga pada akhir 2016 manajemen 7-Eleven mengumumkan penutupan 25
gerai. Tahun ini, kondisinya pun semakin parah. Selama tiga bulan pertama tahun
ini, Modern Internasional sudah menderita kerugian bersih Rp 447,93 miliar. Tak
heran, perusahaan terus melakukan efisiensi dengan menutup 30 gerai 7-Eleven, sebelum
membuat keputusan final yaitu menghentikan operasional seluruh gerai yang
tersisa pada 30 Juni mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hanya enam tahun
7 Eleven bertahan di Indonesia, kinerja bisnis 7-Eleven mulai menurun pada
2015. Saat itu, penjualan bersih 7-Eleven tercatat sebesar Rp 886,84 miliar.
Untuk pertama kalinya 7-Eleven menutup 20 gerai miliknya. Sementara gerai baru
yang dibuka hanya 18 unit, angka penambahan gerai terkecil sejak 2011. Toko-toko
7-Eleven sejak itu kosong dan tidak berpenghuni, selain itu PT. Modern
Internasional terpaksa memberhentikan 1200 hingga 1300 karyawannya.
3.2
Saran
Sebaiknya lebih memikirkan secara matang-matang
mengenai strategi dalam berbisnis untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Jika strategi
sudah ada titik terang yang menguntungkan untuk kedepannya, baru diterapkan
dengan perlahan-lahan melalui proses yang cukup banyak. Karena didunia ini
tidak ada yang instan. Untuk itu, berusaha dan jangan ceroboh dalam menentukan
strategi berbisnis.
BAB IV
REFERENSI
Widyatmini, Pengantar Bisnis,
Gunadarma, Jakarta, 1992. (Ebook Tingkat I Universitas Gunadarma PTA 2017/2018) .
https://katadata.co.id/berita/2017/06/23/berjaya-6-tahun-kinerja-perusahaan-7-eleven-meredup-sejak-2015. Berita dipublikasikan pada hari Jum'at 23 Juni 2017, pukul 14.09 WIB.
https://katadata.co.id/berita/2017/06/23/berjaya-6-tahun-kinerja-perusahaan-7-eleven-meredup-sejak-2015. Berita dipublikasikan pada hari Jum'at 23 Juni 2017, pukul 14.09 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar