Naruto Uzumaki Shoulder Pump

Minggu, 12 November 2017

Tulisan 6 Softskill



DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN LAYANG TOL BECAKAYU TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT KALIMALANG BEKASI




                                


Disusun Oleh :
Nama        : Nadia Damayanti
NPM         : 26217653
Kelas         : 1EB18


Tulisan 6
Pengantar Bisnis #
Dosen : S Tiwi Anggraeni





UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan. K.H Noer Ali, Kalimalang, Bekasi




BAB I
PENDAHULUAN
DKI Jakarta dan Bekasi merupakan tempat pusat kegiatan maupun pemerintahan Indonesia terjadi, Mobilitas antara Kota Bekasi dan DKI Jakarta, khususnya Kotamadya Jakarta Timur, dapat cukup tinggi. Hal ini yang mendasari dibangunnya Jalan Layang Tol Becakayu yang menghubungkan Bekasi, Cawang, dan Kampung Melayu. Jalan layang ini dibangun di atas Sungai Kalimalang yang terletak di Bekasi dan Jakarta Timur. Pembangunan Jalan Layang Tol Becakayu dicanangkan mulai tahun 1996. Akan tetapi, proyek ini dihentikan sebagai imbas dari krisis moneter yang melanda Indonesia, sehingga tiang-tiang yang telah terpancang di sepanjang Sungai Kalimalang terbengkalai.
Semakin berkembangnya mobilitas penduduk dari Kota Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya menyebabkan kemacetan di Kalimalang yang merupakan penghubung utama Kota Bekasi dan Jakarta Timur tak dapat dihindari. Untuk mengurai kemacetan, akhirnya proyek pembangunan Jalan Layang Tol Becakayu ini kembali dibuka pada Maret 2015. Kali ini, PT Waskita Karya memimpin pembangunan jalan layang sepanjang 21,04 kilometer ini. Tol akan dibagi menjadi dua seksi, yaitu Seksi I Casablanca-Jakasampurna dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya Bekasi.
Namun, proses pembangunan jalan layang di tengah ramainya jalan arteri tidaklah mudah. Berbagai macam persoalan harus dirasakan para pengguna jalan maupun kontraktor demi pembangunan jalan tol yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kalimalang ini. Saat ini, pembangunan Jalan Layang Tol Becakayu menjadi penyebab kemacetan, kerusakan lingkungan, dan peningkatan polusi. Maka dari itu, saya akan membahas tentang dampak pembangunan infrastruktur jalan layang tol becakayu terhadap lingkungan masyarakat kalimalang, Bekasi.


BAB II
ISI
Kalimalang merupakan suatu jalan utama yang menghubungkan antara Bekasi dan Jakarta Timur, menjadikan jalan tersebut sangat ramai dilewati. Pada tahun 1995 Presiden Soeharto menggagas sebuah Proyek jalan tol penghubung antara Bekasi dan Jakarta. Namun, Proyek jalan tol ini mangkrak ditengah jalan. Di Era Pemerintahan Jokowi-JK saat ini pembangunan jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) bisa terlaksana. Rencana pembangunan jalan tol tersebut bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Dengan berbagai upaya percepatan yang dilakukan pemerintah saat ini, pemerintah berharap akhir tahun 2017 ini pembangunan telah selesai.

 
Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur Jalan Layang Tol Becakayu, sebagai berikut :
1.      Penggusuran Taman Villa Baru
Dikabarkan Pemkot Bekasi  menyediakan lahan di sisi selatan kalimalang untuk pembuatan tiang pancang. Proyek non tol ini melibatkan Perumahan Taman Villa Baru untuk Pembebasan Tanah milik warga. Sebagian Komplek taman villa baru akan terkena gusuran untuk pembuatan jalan arteri dan non tol ini. Lahan yang akan digusur kira-kira menghadap jalan kalimalang. Jika pembangunan merugikan akan diganti uang kompensasinya dan dibeli tanahnya oleh negara. Kalau tidak mau menerima uang ganti rugi, uang tersebut akan dititipkan di pengadilan.

2.      Meningkatnya Kemacetan akibat pembangunan Tol Becakayu
Pembangunan Jalan Layang Tol Becakayu di daerah Kalimalang memperparah kemacetan yang ada. Pembangunan yang melibatkan banyak alat berat dan beton-beton besar ini menghalangi arus lalu lintas.

3.      Meningkatnya Jumlah kecelakaan lalu lintas
Kerusakan jalan menyebabkan meningkatnya jumlah kecelakaan. Pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor, terkadang tidak melihat berlubangnya jalan pada malam hari sehingga oleng dan terjatuh, atau bahkan menabrak kendaraan lain. Debu yang banyak beterbangan di daerah ini juga terkadang menghalangi penglihatan para pengguna sepeda motor hingga menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan pun dapat menyebabkan terhambatnya laju kendaraan yang sedang melewati jalan, sehingga kecelakaan juga merupakan salah satu penyebab kemacetan di Kalimalang.

4.      Lahan parkir ruko-ruko dialihfungsikan
Jalan Layang Tol Becakayu makin mempersempit Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang dan Jalan K.H. Noer Ali. Menyempitnya jalan menyebabkan perbandingan yang tidak sesuai antara kapasitas jalan dan ramainya volume kendaraan. Pemerintah sudah mulai menindaklanjuti masalah ini dengan melakukan pelebaran jalan. Lahan parkir dari ruko-ruko yang berjejer di sepanjang Kalimalang diambil alih oleh pemerintah untuk dijadikan lahan pelebaran jalan. 

5.      Meningkatnya Polisi
Makin banyaknya kendaraan yang mengemisikan asap menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, banyak sekali debu material pembangunan yang beterbangan sehingga pengguna sepeda motor dan pejalan kaki harus menggunakan masker atau kacamata untuk menghindar dari debu agar tidak masuk ke mata.

6.      Penebangan pohon untuk lahan tiang beton jalan tol
Pohon-pohon rindang yang cukup besar dan tinggi tersebut dirasa menghambat proses pembangunan jalan layang maupun pelebaran jalan, sehingga pemerintah memutuskan untuk menebang hampir semua pohon di sepanjang Kalimalang. Akibatnya, Kalimalang yang dulu tidak terlalu panas menjadi sangat gersang.

7.      Alat berat mengeluarkan suara yang bising
Pembangunan Jalan Layang Tol Becakayu yang melibatkan banyak alat berat ternyata  menyebabkan polusi suara. Alat-alat berat tersebut seringkali mengeluarkan suara yang keras sehingga mengganggu warga sekitar, baik yang tinggal maupun yang hanya lewat. Penduduk yang tinggal di sekitar Kalimalang banyak yang mengeluhkan tentang suara yang mengganggu istirahat mereka di malam hari, karena memang banyak pekerjaan yang dilakukan di malam hari ketika jalanan mulai sepi.

Walaupun pembangunan infrastruktur jalan layang tol Becakayu menimbulkan banyak dampak bagi lingkungan, Presiden Joko Widodo memiliki harapan yang sangat besar dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Presiden Joko Widodo telah mencanangkan pembangunan infrastruktur yang besar-besaran di era kepemimpinannya. Keinginan Presiden Jokowi untuk menggelar pembangunan infrasturktur mungkin didasarkan pada sebuah kajian yang mengungkapkan bahwa pembangunan infrstruktur berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Data statistik menunjukan bahwa kontribusi pembangunan aset atas PDB di Indonesia mencapai US$ 1,2 triliun. Sebuah angka yang fantastis. Terlebih, pertumbuhan ekonomi diyakini, sebagian orang, akan bedampak pada penyerapan tenaga kerja. Dan itu artinya akan mengurangi angka penangguran dan tentu saja kemiskinan. Tak heran kemudian pemerintah menggelontorkan banyak dana dari APBN untuk pembangunan infrstruktur ini. Statistik Indonesia menunjukan bahwa dalam APBN 2017, pemerintah berencana menggelontorkan dana Rp 378,3 triliun untuk pembiayaan infrastruktur atau sekitar 18,6 persen dari PDB.


 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
        Rencana pembangunan jalan tol tersebut bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Dengan berbagai upaya percepatan yang dilakukan pemerintah saat ini, pemerintah berharap akhir tahun 2017 ini pembangunan telah selesai. Pembangunan jalan tol Becakayu akan terus berlanjut. Pasalnya, saat ini ruas jalan tol Becakayu yang baru selesai pengerjaannya berada di Seksi 1B Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan Seksi 1C dari Pangkalan Jati-Jaka Sampurna. Namun dampak yang ditimbulkan tidak dapat dihindarkan yaitu : 
o   Penggusuran Taman Villa Baru 
o   Meningkatnya Kemacetan akibat pembangunan Tol Becakayu 
o   Meningkatnya Jumlah kecelakaan lalu lintas
o   Lahan parkir ruko-ruko dialihfungsikan
o   Meningkatnya Polisi
o   Penebangan pohon untuk lahan tiang beton jalan tol
o   Alat berat mengeluarkan suara yang bising

Saran
Sebaiknya AMDAL atau Analisa mengenai dampak lingkungan perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek infrastruktur ini. Kajian mengenai Amdal ini penting untuk mengendalikan sebuah proyek tidak merusak lingkungan hidup. Untuk itu, jangan sampai amdal dari proyek infrastruktur diabaikan.




BAB IV
REFERENSI
Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992. (Ebook Tingkat I Universitas Gunadarma PTA 2017/2018)
http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/29/416576/proyek-tol-becakayu-rusak-lingkungan-sekitar-kalimalang. Berita dipublikasikan pada 29 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar